Monday, November 18, 2013

Pengelolaan Sampah Mandiri, Sebuah Langkah Kecil Menuju Timika yang lebih bersih

Jujur saja ya, posting kali ini tidak ada hubungannya dengan Batik dan Oleh-Oleh khas Papua. Saya harap Anda tidak keberatan. Posting kali ini ingin mengajak Anda untuk mengelola sampah secara mandiri.

Kota Timika seperti halnya kota-kota besar lain di Indonesia menghadapi masalah pelik yaitu SAMPAH. Sampah dengan mudah bisa temui dimana saja, di jalan raya, di pasar tradisional, di bawah jembatan, disungai, di dekat kuburan, dilapangan. Menimbulkan bau yang tak sedap dan pemandangan yang tidak menyenangkan. Hal ini saya yakini sebagai rendahnya partisipasi masyarat dalam mengelola sampah dan rendahnya kepedulian mereka atas kebersihan.

Keprihatinan diatas mendorong saya ingin berbuat sesuatu yang berguna bagi keluarga saya, lingkungan saya. Caranya yaitu dengan mengelola sampah sendiri.

Dengan biaya kurang dari 500ribu, saya membuat Komposter Bata Terawang seperti di bawah ini. Ada yang tahu Komposter? Yak betul, Komposter adalah alat untuk membuat / menghasilkan Kompos.

2013-09-27 16.49.39

Komposter model seperti di atas dikhususkan untuk sisa sayuran segar, daun-daun kering, kulit sayuran yang tidak terpakai. Sengaja saya pisahkan dengan sampah basah seperti sisa nasi basi, sisa sayur basi yang dapat menimbulkan air lindi dan bau tak sedap yang bisa saja muncul saat proses pengomposan berlangsung.

Khusus untuk sampah basah saya membuat sendiri komposter model dibawah ini dari ember bekas cat pemberian teman saya.

2013-10-23 12.10.17 (640x480)

Jujur, Anda membutuhkan mental tidak jijik karena sampah basah selain menimbulkan bau (tidak menyengat) juga belatung. Namun begitu Anda tidak perlu berkecil hati karena masalah ini bisa di atasi dengan memberi kapur seperlunya sehingga belatung berkurang.

Selain mengelola sampah sendiri, saya juga ingin ikut mempopulerkan Urban Farming yaitu pertanian di lahan sempit dengan menggunakan tempat-tempat dari barang bekas seperti botol Aqua bekas, Ember bekas. Sistemnya juga vertikal artinya botol Aqua di tempatkan di dinding supaya menghemat tempat.

534374_10151966236097902_1892227990_n

Beberapa manfaat telah saya rasakan dengan mengelola sampah sendiri lalu membuatnya menjadi kompos yaitu

  1. Frekuensi membuang sampah berkurang.  Sekarang saya hanya membuang sampah plastik 2 minggu sekali .  Sebelum ada komposter, setiap 2 hari sekali harus ke TPS (tempat pembuangan sementara) karena di tempat saya tinggal tidak ada jasa pengambilan sampah layaknya diperumahan-perumahan.
  2. Menghemat waktu saya karena kunjungan ke TPS berkurang Open-mouthed smile, sebagai ibu rumah tangga sampah merupakan salah satu tanggung jawab saya.
  3. Hasil dari kompos bisa saya manfaatkan untuk tanaman saya.

Jikalau informasi ini kurang lengkap, Anda bisa mencari informasi lebih banyak tentang Cara Membuat Kompos dari Sampah Rumah Tangga dari internet ataupun dari buku. Salah satu buku yang saya rekomendasikan adalah buku dibawah ini karangan pak Norbertus Kaleka.

1383205_10151938738047902_1534987047_n

Mari kita jadikan lingkungan sekitar kita lebih bersih, asri.  Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada melihat hijaunya uang eh bukan hijaunya daun hehehe.

Salam Hijau,

Ibu Chandra

Timikaunique di bukalapak.com

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...