Sunday, August 12, 2018

Kandungan Gizi Sagu sebagai Makanan Pengganti Beras

Amole! Hallo pecinta batik dan kerajinan khas Papua,



Sumber Gambar: Google

Melanjutkan tulisan saya sebelumnya yaitu Mengenal Pohon Sagu Atau Dalam Bahasa Papua Rumbia, kita lanjutkan dengan bagian kedua tulisan ini yaitu "Mengenal Kandungan Gizi Sagu beserta Manfaatnya".

Manfaat Pohon Sagu yang Multifungsi

Dari empulur batangnya dihasilkan tepung sagu, yang merupakan sumber karbohidrat penting bagi warga kepulauan di bagian timur Nusantara. Berbagai rupa makanan pokok dan kue-kue diperbuat orang dari tepung sagu ini. Sagu dipanen tatkala kuncup bunga (mayang) telah keluar, namun belum mekar sepenuhnya. Umur panenan ini bervariasi menurut jenis kultivarnya, yang tercepat kira-kira pada usia 6 tahun.


Sumber: Google
Daun tua dari pohon yang masih muda merupakan bahan atap yang baik; pada masa lalu bahkan rumbia dibudidayakan (dalam kebon-kebon kiray) di sekitar Bogor dan Banten untuk menghasilkan atap rumbia ini. Dari helai-helai daun ini pun dapat dihasilkan semacam tikar yang disebut kajang. Daun-daunnya yang masih kuncup (janur) dari beberapa jenisnya dahulu digunakan pula sebagai daun rokok, sebagaimana pucuk nipah.
Umbutnya, dan juga buahnya yang seperti salak, dimakan orang. Buah ini memiliki rasa sepat, sehingga untuk menghilangkan kelatnya itu buah rumbia biasa direndam dulu beberapa hari di lumpur atau di air laut sebelum dikonsumsi. Tempayak dari sejenis kumbang, yang biasa hidup di batang dan umbut rumbia yang mati, disukai orang -dari Jawa hingga Papua- sebagai sumber protein dan lemak yang gurih dan lezat.

Manfaat Pohon Sagu dalam Industri

Dengan pengolahan secara Hidrolisa, pati Sagu bisa diolah menjadi sirup glukosa, maltosa dan fruktosa. Glukosa dan Maltosa dipakai sebagai pemanis permen, biskuit dan es krim.

Produsen kayu lapis memanfaatkannya sebagai bahan perekat. Industri kertas menggunakannya sebagai campuran Bubur kertas. Ia juga cocok dijadikan  kanji pengeras serat benang dalam Industri Tekstil. 

Industri Farmasi menjadikannya campuran pembuatan Tablet dan pembalut luka. Dalam industri komestik juga dipakai sebagai bahan tambahan berbagai macam produk. Sagu menjadi lapisan antibenturan yang ramah lingkungan.

Kandungan Gizi Sagu 


Berdasarkan Data dari Daftar Komposisi Bahan Makananan yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Kandungan Karbohidrat Sagu mencapai 84,75%, beras 78,90%, Jagung 33,10%, dan Kentang 19, 10%.

Sagu Sumber Karbohidrat Utama dan Berpotensi sebagai Pengganti Beras

Karbohidrat merupakan sumber energi dalam pola makan manusia diseluruh dunia tidak terkecuali Indonesia. Hasil riset kesehatan dasar ( Riskedas 2010) menunjukkan kontribusi energi dari karbohidrat dalam konsumsi penduduk Indonesia rata rata mencapai 61% atau 255 gram sehari. Nilai itu lebih tinggi dari anjuran pedoman umum gizi seimbang (PUGS), yang hanya menganjurkan konsumsi 50-60%.
Indonesia merupakan konsumen beras terbesar di dunia yaitu 139kg per kapita per tahun. Bandingkan dengan Thailand yang hanya 65kg per kapita per tahun dan Malaysia 70kg per tahun.
Padahal Indonesia kaya akan sumber karbohidrat selain beras yaitu Jagung, Sorgum, Sagu, Ubi dan Singkong. Bahkan Sagu merupakan tanaman penghasil karbohidrat yang paling produktif diantara tanaman-tanaman lainnya. Rata-rata menghasilkan 250kg pati (tepung kering) per batang per tahun. Jika dalam satu hektar dapat ditanam 100 batang Sagu, maka akan dapat menghasilkan pati sebesar 250 Ton per hektar / tahun. Bandingkan dengan singkong dan Kentang misalnya yang menghasilkan 15 Ton pati kering per hektar / tahun.

Peranan Sagu dalam pelestarian Lingkungan Hidup

Sebagai salah satu paru-paru dunia, hutan sagu juga diakui dan terbukti sebagai tanaman yang sangat berperan untuk turut serta dalam mengurangi, bahkan mencegah terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim. Akarnya berfungsi menjaga tata air (fungsi hidrologis) dan mencegah banjir

Potensi Sagu dalam menyerap Lapangan Pekerjaan

Dengan potensi Sagu yang begitu banyak, bukan tak mungkin kalau Sagu bisa membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk disekitarnya. Tentunya hal ini perlu disambut baik mengingat angka pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi terutama didaerah yang cukup tertinggal seperti Papua.

Persebaran Sagu / Demografis Sagu

Di Indonesia sebaran Sagu sangat luas dari Sabang sampai Merauke dengan luas total hutan Sagu sekitar 1,4 juta hektar. Bandingkan dengan luas di dunia, 2,4 juta hektar. Kebutuhan karbohidrat rakyat Indonesia mencapai 30 juta ton pertahun. Sementara potensi produksi hutan Sagu di tanahair mencapai 35 juta ton pertahun artinya produksi Sagu dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat nasional. Sehingga dapat dikatakan Sagu berperan dalam pengembangan ketahanan makanan nasional.

Pemanfaatan Sagu yang belum Optimal

Saat ini setiap tahun sebanyak 5 juta ton Sagu dihutan hilang karena tidak dimanfaatkan. Padahal penggunaan Sagu sebagai sumber karbohidrat sudah tidak asing lagi di Indonesia. Di Papua, Sagu merupakan bahan makanan pokok yaitu dibuat menjadi Papeda dan Sagu Panggang.

Menurut dosen di Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, Stephen FW Thenu, masyarakat tidak akan kekurangan gizi. Ketika makan Sagu, mereka juga makan sayur dan lauk daging atau ikan yang nilai proteinnya tinggi. Dengan demikian tidak ada alasan memakan Sagu akan kekurangan Gizi.

Bersambung ke postingan yang ke 3 yaitu Pengolahan Sagu dan Olahan Unik dari Sagu :)

Sumber: Majalah Trubus 

Sunday, August 5, 2018

Mengenal Pohon Sagu atau dalam Bahasa Papua Rumbia

Amole! Hallo pecinta Batik dan Kerajinan Khas Papua,

Ayo kita berkenalan dengan pangan lokal yang banyak ditemuui di Papua yaitu Saguuuu! Sagu di ambil dari batang Pohon Sagu. Tulisan ini akan saya buat berseri dan ini adalah yang bagian pertama.

Definisi Pohon Sagu atau Rumbia

Penampakan Pohon Sagu (Sumber Gambar: Wikipedia)
Yap Sagu yang konon berasal dari Papua kini menyebar ke luar daerah. Daerah Papua yang berawa-rawa sangat cocok untuk budidaya Sagu...ups mungkin lebih cocok kalau disebut tumbuh subur ya karena tanpa budidayapun Tanaman Sagu bisa tumbuh dengan baik. Seperti apa sosok pohon Sagu? 

Dikutip dari Wikipedia disebutkan Pohon Sagu atau disebut juga Rumbia Rumbia atau disebut juga (pohon) sagu adalah nama sejenis palma penghasil tepungsagu
Pohon palma yang merumpun, dengan akar rimpang yang panjang dan bercabang-cabang; tinggi tajuk 10 m atau lebih dan diameter batang mencapai 60 cm. Daun-daun besar, majemuk menyirip, panjang hingga 7 m, dengan panjang anak daun 1.5 m; bertangkai panjang dan berpelepah.
Sebagaimana gebang, rumbia berbunga dan berbuah sekali (monocarpic) dan sudah itu mati. Karangan bunga bentuk tongkol, panjang hingga 5 m. Berumah satu (monoesis), bunga rumbia berbau kurang enak.

Rumbia menyukai tumbuh di rawa-rawa air tawar, aliran sungai dan tanah bencah lainnya, di lingkungan hutan-hutan dataran rendah sampai pada ketinggian sekitar 700 m dpl.  Pada wilayah-wilayah yang sesuai, rumbia dapat membentuk kebun atau hutan sagu yang luas.
Diperkirakan berasal dari Maluku dan Papua, sejak lama rumbia telah menyebar ke seluruh kepulauan Nusantara, yakni pulau-pulau Sunda BesarSumatraSemenanjung Malaya, dan tak terkecuali di Filipina, kemungkinan karena dibawa oleh peradaban manusia. Kini rumbia telah meliar kembali di banyak tempat

Pemanfaatan Daun Sagu sebagai Akesoris Baju Adat Papua

Daun Sagu dimanfaatkan sebagai bahan pembuat rok rumbia 
Yap betul, Rok Rumbia atau dikenal juga dengan Rumbai juga dibuat dari daun Sagu lho. Daun Sagu dikeringkan, diasap lalu di rangkai menjadi rok rumbai. Unik bukan? Berdasarkan pengalaman saya, rok rumbai ini cukup awet dijadikan kostum Adat Papua!

Sumber (Wikipedia)

Timikaunique di bukalapak.com

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...