Lama berjualan kopi khas Papua Amungme Gold Coffee mengakibatkan aku mempunyai ketertarikan akan kopi. Beberapa blog kopi pernah aku sambangi di antaranya adalah Cikopi. Blog ini memarkan kopi dengan berbagai jenis varian dan penyajiannya. Tidak berhenti di sana, beberapa buku tentang kopi juga pernah saya baca meskipun lupa judul dan pengarangnya. Selain itu beberapa artikel di majalah pertanian TRUBUS juga menambah wawasanku tentang kopi. Pernah juga mengkhayal mempunyai kebun kopi sendiri tapi sudahlah rasanya masih terlalu pagi untuk berkhayal hehehe. Selain itu perkenalanku dengan para Customer saya yang rata-rata penikmat kopi dan pemilik cafe kopi menuntut saya untuk mengetahui sedikit banyak tentang kopi.
Nah Hari Minggu lalu tepatnya tanggal 19 Maret 2017, Saya, Suami dan anak-anak berkesempatan mengunjungi Cafe Kopi di Timika yang letaknya ada di Jln. Cendrawasih No. 402 yaitu WAANAL COFFEE & RESTO. Memang dari awal niat banget pengen tahu tentang Kopi Tiyom yang konon masih saudara-an dengan Kopi Amungme. Sama-sama tumbuh di daerah Wamena hanya beda ketinggian penanaman. Juga beda pada roastingnya. Jika kopi Amungme roastingnya Dark maka Kopi Tiyom ini roastingnya LIGHT ke MEDIUM.
Saya membawa anak-anak karena Asisten libur hari Minggu. Menyiasati ini semenjak di dalam mobil, saya sudah catat apa saja yang perlu saya tanyakan sesampainya disana. Nah sampai juga kita ke Cafe setelah menempuh perjalanan dari rumah selama kurang lebih 20 menit. Cafe Waanal letaknya di lantai 2 bangunan ini ya. Masuk dari pintu samping lalu naik tangga yang ada di sebelah kanan.
Cafe ini buka dari Senin sampai Minggu. Pemilik cafe ini adalah Bapak Rendy Manurung, namun sayang waktu itu tidak dapat menemui karena saya datangnya pagi jam 10.00 WIT. Dan suasana cafe saat itu masih sepi. Saya bertemu dengan Mas Angga yang merupakan barista Cafe Waanal.
Masuk dari pintu ini lalu ada tangga ke kanan. The Coffee Awaits You Upstair
Anak saya memilih smoking area ini karena pemandangannya yang mengarah ke jalan.
Selamat Datang di Kafe Waanal. Waanal di ambil dari kata Wa dan Naal. Wa artinya daerah yang sekarang di kenal sebagai Tembagapura sedangkan Naal artinya Anak Lelaki jadi artinya Anak Lelaki dari Tembagapura kira-kira artinya begitu. Di gambar ini adalah Mas Angga yang sedang meracik kopi pesanan saya dan suami. Namun sebelumnya saya sudah sempat menanyakan apa sih Kopi yang di jual di kafe ini
Kafe ini menjual beberapa jenis kopi dari luar Papua diantaranya Java Java, Kopi Lanang dan Kopi Tiyom. Kopi Tiyom ini merupakan kopi yang di budidayakan di daerah Tiyom yang letaknya di pegunungan Wamena. Kopi ini merupakan varian Arabika dan Organik. Di Kafe ini kopi tiyom di roasting ke arah Light or Medium sehingga rasanya agak asam, manis namun dengan kadar kafein yang moderat. Jadi aman bagi lambung ataupun peminum kopi pemula.
Untuk peracikan Kopi, ada berbagai macam antara lain French Press, Ekspresso, satunya namanya lupa yang menggunakan filter kertas itu.
"Mesin pengolah kopi . Biji kopi (Green Bean) yang sudah dipilih dimasukkan di bagian corong atas, setelah mesin roastingnya mencapai panas suhu yang sudah ditentukan, green bean masuk ke proses roasting dan selama proses penggorengannya, mesin akan berputar terus hingga mencapai hasil akhir yang diinginkan. Apakah itu Light / Medium / Dark Roasting ( Angga, Barista Kafe Waanal)"
Mesin Pengolah Kopi Ekspresso, Cimball. Sambil menunggu pesenan datang, kita lihat-lihat bagian lain kafe ini ya.
Nah ini artis ciliknya hehehe...
Kopi pesanan saya sudah jadi. Saya pesan Kopi Mochacino dari biji kopi Tiyom dan rasanya creamy dan enaaaaak. Meskipun masih terlalu manis di mulut saya. Next time mungkin saya pesan gulanya terpisah ya supaya bisa merasakan kopi tanpa tambahan gula. Untuk harganya satu gelas kopi ini dihargai Rp. 33.000,00
Nah ini kelemahan ibu-ibu kalau lagi ke kafe. Apalagi kalau bawa anak-anak. Kalau disodorin Menu Kafe bingung mau pilih yang mana. Waktu itu sebetulnya mau pesan Banana Cake tapi kosong jadinya milih Cake yang ada aja yaitu Triple Soufle Cake. Ga tahunya manis dan agak eneg kuenya. Menurut saya ga cocok dilidah saya, karena kopinya udah manis. Mungkin next time saya pilih menu yang rasanya asin ya untuk mendampingi kopi hehehe.
Suami saya memesan Iced Capucino di dampingi dengan roti bakar. Roti Bakarnya lumayan enak, Tidak terlalu manis karena ada Tambahan keju. Juga dengan harga Rp. 15.000,00, dapat roti bakar yang lumayan banyak. Sampai ga habis lalu di bawa pulang (sayang kan buang buang makanan, ntar juga lapar lagi dirumah).
Suami saya menikmati kebersamaan dengan putra kami Ahmad. Mumpung libur juga, biasanya suami bekerja dari Senin-Jum'at. Dari pukul 6.00 pagi sampai 5.00 sore. Jadi hari Minggu merupakan hari Keluarga :)
Dan selesai makan-makan tidak lupa foto-foto sebentar dan membeli kopi bubuk Tiyom yang dikemas seperti di bawah. Satu bungkus beratnya 250 gram.
Dan untuk penjualan perdananya akan kami tulis di blog selanjutnya ya. Semoga tulisan kali ini bisa menambah wawasan Anda tentang kopi Papua.
Jika Ada pertanyaan, silahkan hubungi saya di 081.393.00.4879.
Salam Kopi,
No comments:
Post a Comment