Amole! Hallo pecinta batik dan kerajinan khas Papua,
Melanjutkan tulisan saya sebelumnya yaitu Mengenal Pohon Sagu Atau Dalam Bahasa Papua Rumbia, kita lanjutkan dengan bagian kedua tulisan ini yaitu "Mengenal Kandungan Gizi Sagu beserta Manfaatnya".
Sumber Gambar: Google |
Melanjutkan tulisan saya sebelumnya yaitu Mengenal Pohon Sagu Atau Dalam Bahasa Papua Rumbia, kita lanjutkan dengan bagian kedua tulisan ini yaitu "Mengenal Kandungan Gizi Sagu beserta Manfaatnya".
Manfaat Pohon Sagu yang Multifungsi
Dari empulur batangnya dihasilkan tepung sagu, yang merupakan sumber karbohidrat penting bagi warga kepulauan di bagian timur Nusantara. Berbagai rupa makanan pokok dan kue-kue diperbuat orang dari tepung sagu ini. Sagu dipanen tatkala kuncup bunga (mayang) telah keluar, namun belum mekar sepenuhnya. Umur panenan ini bervariasi menurut jenis kultivarnya, yang tercepat kira-kira pada usia 6 tahun.
Daun tua dari pohon yang masih muda merupakan bahan atap yang baik; pada masa lalu bahkan rumbia dibudidayakan (dalam kebon-kebon kiray) di sekitar Bogor dan Banten untuk menghasilkan atap rumbia ini. Dari helai-helai daun ini pun dapat dihasilkan semacam tikar yang disebut kajang. Daun-daunnya yang masih kuncup (janur) dari beberapa jenisnya dahulu digunakan pula sebagai daun rokok, sebagaimana pucuk nipah.
Sumber: Google |
Umbutnya, dan juga buahnya yang seperti salak, dimakan orang. Buah ini memiliki rasa sepat, sehingga untuk menghilangkan kelatnya itu buah rumbia biasa direndam dulu beberapa hari di lumpur atau di air laut sebelum dikonsumsi. Tempayak dari sejenis kumbang, yang biasa hidup di batang dan umbut rumbia yang mati, disukai orang -dari Jawa hingga Papua- sebagai sumber protein dan lemak yang gurih dan lezat.
Manfaat Pohon Sagu dalam Industri
Dengan pengolahan secara Hidrolisa, pati Sagu bisa diolah menjadi sirup glukosa, maltosa dan fruktosa. Glukosa dan Maltosa dipakai sebagai pemanis permen, biskuit dan es krim.
Produsen kayu lapis memanfaatkannya sebagai bahan perekat. Industri kertas menggunakannya sebagai campuran Bubur kertas. Ia juga cocok dijadikan kanji pengeras serat benang dalam Industri Tekstil.
Industri Farmasi menjadikannya campuran pembuatan Tablet dan pembalut luka. Dalam industri komestik juga dipakai sebagai bahan tambahan berbagai macam produk. Sagu menjadi lapisan antibenturan yang ramah lingkungan.
Industri Farmasi menjadikannya campuran pembuatan Tablet dan pembalut luka. Dalam industri komestik juga dipakai sebagai bahan tambahan berbagai macam produk. Sagu menjadi lapisan antibenturan yang ramah lingkungan.
Berdasarkan Data dari Daftar Komposisi Bahan Makananan yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Kandungan Karbohidrat Sagu mencapai 84,75%, beras 78,90%, Jagung 33,10%, dan Kentang 19, 10%.
Sagu Sumber Karbohidrat Utama dan Berpotensi sebagai Pengganti Beras
Karbohidrat merupakan sumber energi dalam pola makan manusia diseluruh dunia tidak terkecuali Indonesia. Hasil riset kesehatan dasar ( Riskedas 2010) menunjukkan kontribusi energi dari karbohidrat dalam konsumsi penduduk Indonesia rata rata mencapai 61% atau 255 gram sehari. Nilai itu lebih tinggi dari anjuran pedoman umum gizi seimbang (PUGS), yang hanya menganjurkan konsumsi 50-60%.
Indonesia merupakan konsumen beras terbesar di dunia yaitu 139kg per kapita per tahun. Bandingkan dengan Thailand yang hanya 65kg per kapita per tahun dan Malaysia 70kg per tahun.
Padahal Indonesia kaya akan sumber karbohidrat selain beras yaitu Jagung, Sorgum, Sagu, Ubi dan Singkong. Bahkan Sagu merupakan tanaman penghasil karbohidrat yang paling produktif diantara tanaman-tanaman lainnya. Rata-rata menghasilkan 250kg pati (tepung kering) per batang per tahun. Jika dalam satu hektar dapat ditanam 100 batang Sagu, maka akan dapat menghasilkan pati sebesar 250 Ton per hektar / tahun. Bandingkan dengan singkong dan Kentang misalnya yang menghasilkan 15 Ton pati kering per hektar / tahun.
Peranan Sagu dalam pelestarian Lingkungan Hidup
Sebagai salah satu paru-paru dunia, hutan sagu juga diakui dan terbukti sebagai tanaman yang sangat berperan untuk turut serta dalam mengurangi, bahkan mencegah terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim. Akarnya berfungsi menjaga tata air (fungsi hidrologis) dan mencegah banjir
Potensi Sagu dalam menyerap Lapangan Pekerjaan
Dengan potensi Sagu yang begitu banyak, bukan tak mungkin kalau Sagu bisa membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk disekitarnya. Tentunya hal ini perlu disambut baik mengingat angka pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi terutama didaerah yang cukup tertinggal seperti Papua.
Persebaran Sagu / Demografis Sagu
Di Indonesia sebaran Sagu sangat luas dari Sabang sampai Merauke dengan luas total hutan Sagu sekitar 1,4 juta hektar. Bandingkan dengan luas di dunia, 2,4 juta hektar. Kebutuhan karbohidrat rakyat Indonesia mencapai 30 juta ton pertahun. Sementara potensi produksi hutan Sagu di tanahair mencapai 35 juta ton pertahun artinya produksi Sagu dapat memenuhi kebutuhan karbohidrat nasional. Sehingga dapat dikatakan Sagu berperan dalam pengembangan ketahanan makanan nasional.
Pemanfaatan Sagu yang belum Optimal
Saat ini setiap tahun sebanyak 5 juta ton Sagu dihutan hilang karena tidak dimanfaatkan. Padahal penggunaan Sagu sebagai sumber karbohidrat sudah tidak asing lagi di Indonesia. Di Papua, Sagu merupakan bahan makanan pokok yaitu dibuat menjadi Papeda dan Sagu Panggang.
Menurut dosen di Fakultas Pertanian Universitas Pattimura, Stephen FW Thenu, masyarakat tidak akan kekurangan gizi. Ketika makan Sagu, mereka juga makan sayur dan lauk daging atau ikan yang nilai proteinnya tinggi. Dengan demikian tidak ada alasan memakan Sagu akan kekurangan Gizi.
Bersambung ke postingan yang ke 3 yaitu Pengolahan Sagu dan Olahan Unik dari Sagu :)
No comments:
Post a Comment