Wednesday, December 25, 2019

Review Buku "Sagu Papua untuk Dunia"

Generasi Muda Papua Wajib Baca Buku Ini!!!

Hallo Sahabat Timikaunique!

Percaya ga sih selama gue tinggal di Timika, Papua dari tahun 2007-2017 kemaren itu , ga pernah sekalipun gue ngicipin yang namanya sagu asli Papua. Parah banget! Nyesel padahal sagu ini banyak dijual di pasar tradisional Papua dalam bentuk masih basah...

Gue pernah sich makan kapurung bareng ibu-ibu waktu tinggal diTimika. Kapurung itu sejenis sama Papeda, cuma beda nama istilah doang. Kalau Kapurung itu nama yang populer dimasyarakat Sulawesi. Hanya gue ga bisa mastiin bikinnya dari sagu atau dari tapioka (pati singkong) karena bisa menggantikan.

Gue asli nyesel! Jadi pengen balik ke Timika gara-gara baca buku yang berjudul "Sagu Papua untuk Dunia" Karangan Ahmad Arif ini. Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Kepustakaan Gramedia (KGP) November 2019 lalu. Kenapa gue nyesel? Setelah gue baca-baca ternyata......

Sagu lempeng (Sumber gambar Klik disini

  1. Papua punya cadangan Sagu terbesar didunia, sayangnya hanya 1% saja yang diolah. Bahkan nilai Export Sagu kita ke mancanagera masih kalah dengan MALAYSIA yang wilayahnya jauh lebih kecil.
  2. Ga Populer. Yup. Sagu itu kalah populer dengan adiknya beras. Seumur hidup, aku tuh bisa dihitung pake jari makan papeda berapa kali ha..ha..ha.. Gue ingat perkenalanku dengan sagu lempeng (forna) itu dikasih laki gue. Ga doyan waktu itu karena rasanya hambar dan kerasss. Terakhir gue baru nyadar laki gue ga kasih tahu caranya makan yang bener itu gimana. Bukan dimakan langsung tapi dicelup dulu kedalam teh / kopi. Ampun deh laki gue itu!
  3. Konsumsi beras kita terlalu besar sampai -sampai beras kita Impor. Selain beras, kita juga mengimpor gandum, bahkan angkanya lebih tinggi dari impor beras. 
  4. Selain Literasi Membaca yang rendah, negara kita juga mempunyai literasi pangan yang rendah. Keragaman pangan didunia itu mencapai 7000 jenis, namun kini hanya tinggal 30 jenis saja yang dibudidayakan untuk memenuhi 95% kebutuhan pangan global.
  5. Kandungan Gizi sagu tidak kalah dengan beras. Bahkan sagu unggul dalam kandungan karbohidrat serta gluten free. Di Amerika Serikat, jumlah penderita Celliac Decease (alergi gluten) meningkat dari tahun ketahun sehingga membuka peluang produk pangan lokal yang bebas gluten.
  6. Jepang yang bukan negara penghasil Sagu sudah 3 kali mengadakan simposium Sagu. Sekitar 120 peserta termasuk 78 spesialis sagu dari berbagai negara, datang ke Ikebukuro untuk berpartisipasi dalam Simposium saat itu. Para ilmuwan pangan ini berkesimpulan bahwa Sagu merupakan salah satu jawaban atas krisis pangan dimasa mendatang.
  7. Sagu tidak saja bisa disajikan secara tradisional dalam bentuk Papeda, Sagu Lempeng, Sagu Gula, Bagea dsb. Tapi juga bisa di buat menjadi makanan modern antara lain Brownies Sagu, Biskuit / Kue kering Sagu, Lapis Sagu, Mie Sagu, Bakso, Sosis, Nugget, Kue Beras dan Kerupuk.
  8. Sagu merupakan tumbuhan multi manfaat. Dari atas sampai akar semuanya bisa dimanfaatkan. Baca tulisan tentang manfaat sagu Klik disini
Daaan...masih banyak alasan lagi kenapa kamu semua kudu baca buku ini...banyak fakta menarik tentang sagu dikupas dibuku ini disertai ilustrasi dan foto yang menarik. Buku ini ditujukan untuk masyarakat Papua, tempat pohon sagu pertama kali tumbuh.

Bakso dari Sagu olehan Restoran Bueno Nasio Jakarta (Sumber Gambar IG Bueno Nasio)

Lalu gimana caranya kita-kita yang ga tinggal di Papua buat ngedukung keberadaan Sagu Papua (Metroxylon sp) ? Caranya.....

  1. Share ke teman-temanmu tentang ceritaku / buku "Sagu Papua untuk Dunia" supaya semakin banyak orang melek "pangan lokal" diantaranya Sagu.
  2. Kunjungi situs https://anj-group.com/id/beranda untuk mengetahui lebih banyak tentang perusahan Sagu yang berbasis di Sorong, Papua yaitu PT. Anjap.
  3. Kalau kamu suka kuliner, warga di Jakarta dan sekitarnya bisa mampir ke restoran Bueno Nasio (IG: Bueno Nasio) yang merupakan anak perusahaan PT. Anjap. Restoran ini mempunyai berbagai menu variatif berbahan dasar Sagu.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Ibu Chandra Malini



No comments:

Post a Comment

Timikaunique di bukalapak.com

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...