Friday, January 24, 2020

Mengenal Burung Kasuari, Burung Endemik Papua

Sumber Gambar: Simon Bardet dari Pixabay
Amole! Hallo Pembaca!


Postingan kali ini ingin mengajak pembaca mengenal Burung Kasuari asli Papua. Sebetulnya ada misi dibalik tulisan ini sih..sebetulnya saya ingin pembeli tahu kalau Topi Adat Papua yang saya jual dibuat dari bulu Burung Kasuari asli.

Awal berjualan dulu saya belum sadar akan tindakan saya ini, saya pikir kalau dijual bebas berarti legal / diperbolehkan. Selama berjualan topi adat Papua juga lancar-lancar saja, tidak ada pelarangan ketika kita mengirim melalui kurir. Jadi menurut saya ini ada yang janggal. 

Tentu saja perubahan tidak terjadi dalam satu malam, kerumitan terjadi manakala saya sudah terlanjur menjualnya dalam satu paket dan termasuk barang yang best seller di toko online saya :(.

Kesadaran Untuk Peduli Terhadap Burung Kasuari dan kaitannya dengan pelestarian Hutan

Burung Kasuari sendiri jumlahnya smakin menurun di Alam karena penangkapan. Oleh karena itu saya sedang membuat Alternatif Paket Baju Adat Papua yang tidak menggunakan bahan-bahan dari bulu kasuari.

Selain Ramah hewan (animal friendly), Paket Baju Adat ini juga lebih murah dibandingkan Paket Baju Adat dengan Rumbai Asli Papua. Rumbai Papua Asli sendiri juga dibuat dari bahan Alami yaitu daun sagu yang diambil dari hutan. 







Baju Adat Yospan Papua yang lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan bulu kasuari

Jika teman teman ingin membeli paket baju adat Papua yang lebih ramah lingkungan bisa membeli paket baju adat Yospan yang saya jual Klik disini. Paket baju adat ini dibuat dari bahan kain, topi adat dari bulu ayam dan kelinci.

Mengenal Burung Kasuari


Sumber foto: Anja Schroder dari Pixabay
Ada tulisan menarik tentang Kasuari yang bertebaran di internet dan salah satunya adalah tulisan yang berjudul " Kasuari, Burung Bongsor dari Papua" yang ditulis oleh Sarah Megumi dari Greener.com.

Ditulisannya diceritakan burung kasuari tidak bisa terbang karena sayapnya kecil dan tidak sempurna. Karena tidak bisa terbang ini pulalah burung kasuari diburu oleh manusia untuk diambil dagingnya, bulunya, kukunya, bahkan telurnya..duh kasihan ya pembaca.

Sumber Gambar: Pixabay
Burung kasuari juga merupakan pemakan biji-bijian, mulai dari matoa, kenari, pala, biji rotan dan banyak jenis biji bijian lainnya. Burung Kasuari juga membantu pertumbuhan tanaman dengan cara menyebarkan biji biji tanaman melalui feses / kotorannya.

Tulisan menarik lainnya saya temukan adalah tulisan yang berjudul 10 Fakta Menakjubkan dari Keindahan Burung Kasuari, Mirip Dinosaurus oleh Ina Sinaga yang diterbitkan di situs IDN . Si penulis menceritakan kaki burung kasuari besar mirip kaki dinosaurus. Kaki yang besar ini merupakan senjata burung Kasuari jika tidak suka terhadap sesuatu.

Burung Kasuari dikenal sebagai burung terbesar di dunia dan kukunya yang tajam bahkan bisa membunuh manusia dan itu nyata terjadi. Ketika kita memegang topi adat Papua kita sesungguhnya tidak benar benar tahu bagaimana resiko yang dihadapi oleh para pengumpul bulu burung kasuari.

Untuk membaca artikel lengkap bisa baca disini https://www.google.com/amp/s/www.idntimes.com/science/discovery/amp/ina-suraga/fakta-menakjubkan-burung-kasuari-c1c2

Status Perlindungan

Semua jenis kasuari telah masuk dalam daftar jenis yang dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa. Dengan status tersebut maka setiap orang yang tidak boleh berburu, menyimpan, memiliki, mengangkut burung kasuari dan atau bagian-bagiannya (sumber: http://dhony-syach.blogspot.com/2010/12/burung-kasuari-maskot-papua-barat.html?m=1).


Burung kasuari bisa hidup hingga 50 tahun. Meskipun dapat bertahan hidup lama, burung ini mengalami penurunan populasi. Selain faktor perburuan secara masif, adapun adanya konversi lahan dapat merusak habitat alami burung besar ini. 

Hutan yang merupakan habitat kasuari berubah menjadi permukiman maupun perkebunan kelapa sawit. Konversi lahan dari hutan menjadi perkebunan kelapa sawit tentunya tidak hanya merugikan burung endemik ini saja, melainkan satwa-satwa lain yang dominan hidupnya di hutan Papua juga dapat terkena imbasnya (sumber: Instagran Hutan Papua).

Kesimpulan

Penggunaan aksesoris baju adat Papua dari bulu Kasuari sebaiknya dihindari karena melanggar Undang Undang di Indonesia, selain itu juga mengakibatkan jumlah burung kasuari semakin menurun.

Untuk itu saya berkomitmen untuk TIDAK LAGI menjual topi adat Papua dari bulu Kasuari. Untuk itu saya minta maaf kepada customer saya, ini memang keputusan yang tidak mudah, saya sendiri masih perlu meyakinkan pada diri sendiri berkali-kali.

Jika ada pembaca ada yang memberi ide alternatif topi adat Papua yang lebih ramah lingkungan, silahkan hubungi saya. Lalu jangan lupa share tulisan saya supaya semakin banyak orang tahu. Selain burung kasuari, burung Cenderawasih juga merupakan satwa yang sering digunakan sebagai topi adat Papua. Banyak pejabat yang datang kePapua dengan bangganya memakainya tanpa mengetahui sedikitpun apa dampaknya.

Ibu Chandra
HP/WA 081.393.00.4879


No comments:

Post a Comment

Timikaunique di bukalapak.com

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...